Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Rabu, 06 Januari 2016

Budaya Lama yang Terabaikan

Share


Globalisasi kini kian meluas, termasuk di indonesia. Akibatnya berdampak pada terbentuknya multikultural dan percampuran kebudayaan antara satu dengan yang lain. Termasuk negara barat yang kian dijadikan kiblat bagi kehidupan kenegaraan beberapa masyarakat masa kini. Terkadang baik, akan tetapi, betapa mirisnya melihat masyarakat yang menelan mentah mentah apapun yang mereka dengar atau lihat dari kehidupan bangsa liberal seolah merekalah yang menjadi tolak ukur majunya peradaban kehidupan dunia. Bahkan kebiasaan kebiasaan yang tidak sesuai dengan budaya mereka acapkali dianggap sebagai sesuatu yang ortodoks dan sebaiknya ditinggalkan. Sekarang ini banyak terjadi bullying verbal atau fisik hanya karena seseorang dianggap kuno dengan memegang teguh paradigma yang telah diwariskan secara turun-temurun. Padahal sebenarnya, apa yang salah? Kesopanan, santun, dan tatakrama lambat laun ditinggalkan dengan alasan "ah,itu sudah kuno" atau "Tua banget sih". Terbilang kolot, terkesan kaku, dan banyak lagi ucapan ucapan menjatuhkan lainnya. Zaman sudah berubah, saya paham itu. Akan tetapi, haruskah perubahan zaman tersebut diiringi dengan penghapusan nilai nilai dan moral yang telah terbentuk dengan susah payah? Orang orang zaman dahulu bekerja keras membangun bangsa ini, tidakkah kita semua menghargainya? Harusah kita mengabaikan etika yang telah mereka ajarkan? Memangnya semua yang berasal dari budaya barat itu baik? Sebagai contoh, seorang anak perempuan dilarang pulang malam. Apakah terlalu tua bagi anda untuk menjaga diri? Apakah dunia masa kini sudah semakin aman? Sehingga aturan tersebut pantas ditinggalkan?
Atau, sangat memprihatinkan melihat anak anak kecil masa kini sudah diracuni oleh perkataan dan pergaulan yang belum sepantasnya dilakukan oleh anak seusianya. Dan orangtua mereka membiarkan bocah kecil itu terombang-ambing dalam pusaran arus yang mereka sendiri belum paham betul. Pembebasan secara besar besaran dengan konteks 'gaul' atau 'kekinian'. Salah siapa?
Sopan bukan berarti kaku, santun bukan berarti kolot. Selama kita masih bisa melindungi diri, bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?


0 komentar:

Posting Komentar